Referensi yang Relevan
Nama : Muhammad Fajar Aditya
NPM : 202246500718
1. KAJIAN MIMESIS DALAM NOVEL DOA CINTA KARYA SIRIN M.K
https://conference.unsri.ac.id/index.php/SNBI/article/download/1301/703
Tujuan dari jurnal ini adalah untuk melakukan analisis terhadap cerita rakyat Pusuk Buhit pada masyarakat Batak Toba dengan menggunakan pendekatan mimetik. Penelitian ini dilakukan dengan metode analisis deskriptif dengan teknik pustaka dan wawancara. Melalui penelitian ini, diharapkan dapat memperkaya pemahaman tentang cerita rakyat Pusuk Buhit dan bagaimana cerita tersebut terkait dengan kehidupan masyarakat Batak Toba. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk menggali permasalahan yang terkandung dalam cerita Pusuk Buhit dan bagaimana permasalahan tersebut dapat dihubungkan dengan kehidupan masyarakat Batak Toba saat ini.
2. Analisis Semiotika Pada Film Laskar Pelangi
http://e-journal.potensi-utama.ac.id/ojs/index.php/PROPORSI/article/view/497
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan menggunakan pendekatan Pierce maka ditemukan banyak ikon didalam film Laskar Pelangi. Tanda-tanda tersebut mendeskripsikan makna dari keadaan, kejadian, kostum, kekayaan, nama, bakat, kemiskinan. Semangat untuk mendapatkan pendidikan tergambar jelas pada film. Tanda-tanda disajikan dengan sangat baik sehingga mampu memberikan keprihatinan mendalam terhadap tokoh anak-anak Laskar Pelangi kepada penonton. Kesenjangan sosial juga sangat dirasakan dari ikon kostum dan bangunan sekolah.
3. KAJIAN MIMESIS DAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL KETIKA CINTA BERTASBIH KARYA HABIBBURAHMAN EL-SHIRAZY SERTA KETERKAITANNYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA
http://eprints.unram.ac.id/9774/1/E1C%20111%20132.pdf
Pada Jurnal ini sang pengkaji mencoba menganalisis sebuah novel yang berjudul “Ketika Cinta Bertasbih” karya Habibburahman El-Shirazy, menggunakan teori mimesis.
Sang pengkaji menarik kesimpulan bahwa kajian yang terjadi di dalam novel tersebut menggunakan realitas sosial, realitas sosial sendiri menekankan pada aspek sosial yang di alami oleh tokoh-tokoh dalam novel tersebut yang berdasarkan kenyataan, lalu pengkaji menguraikannya berkaitan dengan data-data mimesis yang meliputi, 1. Interaksi sosial dengan mengarah pada kenyataan mimesis, 2. Kontak sosial yang terjadi dalam kehidupan nyata, 3. atau peniruan dari kehidupan nyata, 4. Karya sastra dengan didasarkan pada kenyataan kehidupan sosial yang dialami,5. Mengaitkan karya sastra dengan realita suatu kenyataan.
4. ANALISIS GAMBAR IMAJINATIF ANAK PADA KELOMPOK B DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL SINGARAJA BULELENG BALI
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPSP/article/view/8738
Teori significant Karena mengetahui tema gambar imajinatif karya anak kelompok B di Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Bustanul Athfal Singaraja Buleleng Bali, penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data ialah observasi, wawancara, kepustakaan, dokumentasi, diskusi FGD (focus group discussion) dan life history. Kesimpulan jurnal ini adalah menafsirkan atau menganalisis ulang hasil bentuk dan tema gambar imajinatif dikaji dari teori Oho Garha terdiri dari mulai gambar tipe visual, gambar tipe haptik, dan gambar tipe campuran ada yaitu Gambar Imajinatif, Seni Rupa Anak, dan Tetesan Tinta sedangkan jurnal yang saya buat menafsirkan dan menganalisis makna dari lukisan affandi menggunakan teori mimesis.
5. NILAI-NILAI MASYARAKAT DALAM CERPEN “ROBOHNYA SURAU KAMI” KARYA AHMAD ALI NAVIS
http://bastra.uho.ac.id/index.php/journal/article/download/96/100/178
Jurnal ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai-nilai masyarakat yang terdapat dalam cerpen “Robohnya Surau Kami” karya A.A Navis. Jurnal ini menggunakan pendekatan mimesis, yaitu teori yang menyatakan bahwa seniman meniru kenyataan sesuai dengan imajinasi mereka untuk menciptakan karya baru. Unsur mimesis dalam cerpen “Robohnya Surau Kami” adalah proses peniruan atau penyajian kenyataan oleh A.A Navis dengan cara yang sesuai dengan imajinasi, ekspresi, dan gaya beliau. Unsur mimesis dapat dilihat dari plot, karakter, latar, tema, dan gaya bahasa yang digunakan dalam cerpen ini.
6. PENYAMPAIAN PESAN AKHLAK MELALUI PERTUNJUKAN WAYANG KANCIL DALAM PERSPEKTIF ILMU KOMUNIKASI (STUDI TERHADAP LAKON KANCIL NYOLONG TIMUN OLEH KI LEDJAR SOEBROTO)
https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/16630/
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya bentuk komunikasi yang dipakai untuk menyampaikan pesan akhlak melalui pementasan cerita Kancil Nyolong Timun adalah 1) Komunikasi verbal pada penyampaian akhlak kepada Allah SWT tidak ditemukan adanya Komunikasi verbal, pada penyampaian akhlak kepada sesama makhluk adalah berbicara dalam bentuk komunikasi aktif dan komunikasi verbal pada pada penyampaian akhlak kepada lingkungan adalah berbicara dalam bentuk komunikasi aktif antara Pak Tani dan petani lain. 2) Komunikasi non-verbal pada penyampaian Akhlak kepada Allah SWT digambarkan melalui gunungan wayang kancil ditunjukkan daya tarik fisik yang ditunjukkan melalui fisik gunungan dengan bentuk segi lima dan memiliki gambar pohon dan binatang. Komunikasi non-verbal pada penyampaian akhlak kepada sesama makhluk adalah gerak isyarat melalui figur kancil dan Pak Tani melalui gerakan tangan Pak Tani. Komunikasi non-verbal pada penyampaian akhlak kepada lingkungan adalah gerak isyarat yang ditunjukkan kancil ketika memakan ketimun warga.
7. Hasil Cek Plagiasi Representasi Probolinggo dalam Seni Pertunjukan Musik Patrol Kelabang SongoR
http://repository.upm.ac.id/id/eprint/2648
· Objek : Seni Pertunjukan Musik Patrol Kelabang Songo
· Teori/Pendekatan : Teori Semiotika Charles Sanders Peirce
· Analisis :
Berdasarkan analisis yang dilakukan ditemukan bahwa dalam seni pertunjukan musik patrol Kelabang Songo merepresentasikan Probolinggo sebagai wilayah kebudayaan masyarakat Pendalungan, yakni masyarakat yang memiliki kebudayaan campuran Jawa dan Madura.
· Kesimpulan : Perbandingan Artikel
Peneliti melakukan penelitian terhadap Seni Pertunjukan Musik Patrol Kelabang Songo dengan teori Semiotika Charles Sanders yang merepresentasikan Probolinggo.
Begitu pula dengan artikel saya yang merepresentasikan hasil pemikiran si pembuat film Fantastic Planet.
8. ANALISIS VISUAL POSTER PERTUNJUKAN TEATER SUNDA KIWARI
https://www.academia.edu/download/77452207/554-1025-1-SM.pdf
Objek : Poster Pertunjukan Teater Sunda Kiwari
Teori/Pendekatan : deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif.
Analisis :
Penelitian mengungkapkan strategi perencanaan dipengaruhi oleh biaya anggaran dan ketersediaan waktu produksi, teknik produksi menggunakan sablon dengan proses transfer dan karakteristik visual poster seperti gaya ilustrasi simbolik, dominasi garis lengkung dan siluet, tipografi dan keterbacaan . dan keterbacaan, meskipun koherensi dan proporsi anatomi hurufnya cacat. Tata letak poster menggunakan keseimbangan simetris.
Kesimpulan :
Hasil penelitian menunjukkan bahwa poster sebagai sarana komunikasi visual dalam pertunjukan teater mempunyai ciri-ciri tertentu yang dipengaruhi oleh faktor anggaran dan waktu produksi. Gaya ilustrasi, tipografi, dan tata letak poster menjadi ciri khas pertunjukan Teater Sunda Kiwari.
Perbandingan :
Perbandingannya dengan artikel yang saya analisis, Artikel ini menyoroti karakteristik visual dalam konteks teater, sedangkan artikel sebelumnya mungkin menyoroti aspek-aspek semiotika dalam narasi film.
9. ANALISIS FILM ALANGKAH LUCUNYA NEGERI INI
https://eprints.upnyk.ac.id/2852/
Objek : Film Alangkah Lucunya Negeri ini
Teori/Pendekatan : Pendekatan semiotika
Mengungkap makna simbolis dan pesan moral yang terkandung dalam kritik satirnya. Fokus pada analisis simbol dan tanda-tanda dalam film.
Analisis :
Mengidentifikasi simbol-simbol dan tanda-tanda yang digunakan dalam film “Alangkah Lucunya Negeri Ini” untuk mengungkapkan pesan moralnya, khususnya mengenai pendidikan, pengangguran, kehidupan jalanan, dan kritik terhadap penguasa.
Kesimpulan :
Meskipun bergenre komedi, film ini menyampaikan pesan moral yang mendalam tentang berbagai persoalan penting dalam kehidupan bangsa Indonesia. Tulisan ini menunjukkan bahwa film “Alangkah Lucunya Negeri Ini” tidak hanya bergenre komedi, namun juga penuh kritik satir yang menggugah kesadaran masyarakat terhadap realitas sosial.
Perbandingan :
Begitu pula Artikel saya juga membahas film dua garis biru dengan teori semiotika oleh Roland Barthes. Untuk tujuan atau rumusan masalah yang sama dengan artikel ini yaitu memahami pesan yang disampaikan dari sebuah film. Hanya saja artikel saya menyoroti representasi sosial dalam narasi film.
10. ANALISIS FAKTOR PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI KOTA MEDAN
https://jurnal.umj.ac.id/index.php/AN-NUR/article/view/7136
Objek : Perilaku Seksual Remaja Di Kota Medan
Teori/Pendekatan : Pendekatan cross-sectional dan Metode kuesioner
Analisis :
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar remaja di Kota Medan mengaku pernah berpacaran (81,5%) dan melakukan aktivitas seksual (100%). Faktor-faktor seperti tinggal di rumah kost dan memiliki uang saku di atas Rp500.000/bulan juga diidentifikasi sebagai berpengaruh terhadap perilaku seksual remaja.
Kesimpulan :
Perilaku seksual remaja di Kota Medan menunjukkan tingginya tingkat aktivitas seksual, yang dapat mengakibatkan berbagai masalah seperti seks bebas, upaya aborsi, pernikahan dini, dan kehamilan tidak diinginkan. Faktor lingkungan, seperti tinggal di rumah kost dan tingkat uang saku, juga memainkan peran penting dalam membentuk perilaku ini. Pengawasan dan pengendalian yang kurang dari orang tua terhadap remaja yang tinggal di rumah kost menjadi salah satu penyebab.
Perbandingan :
Perbandingannya Artikel yang saya analisis dengan Artikel ini yang dimana menggunakan pendekatan cross-sectional, dapat dibandingkan dengan artikel saya yang menggunakan teori semiotika untuk menganalisis tanda-tanda sosial dalam film "Dua Garis Biru". Artikel ini menyoroti perilaku seksual remaja dalam konteks nyata, sedangkan artikel saya mungkin menyoroti aspek-aspek semiotika dalam narasi film.
11.Analisis karya pada YANG HAMPA BIAR TERBANG, YANG BERNAS BIAR TINGGAL
~Objek:Karya yang berjudul Yang Hampa Biar Terbang
~Teori/Pendekatan:teori seni rupa
~Analisis:karya yang kemudian penulis buat adalah produk atau hasil dari bagaimana penulis ‘membuka’ dan ‘menutup’ katup perasaaan atau emosinya sehingga apa yang penulis lukiskan bukan lagi kata benda, tapi kata sifat. Apa yang penulis lukiskan bukan pula bentuk fisik sepotong daging secara representasional lagi, melainkan apa yang tersembunyi di dalamnya. Dan dalam teknik melukis, penulis tidak sekadar menyapukan kuas scara konvensional namun melakukan teknik dripping, sapuan yang translucent, brush stroke yang tebal dan opaque, serta torehan charcoal untuk menghasilkan kualitas-kualitas visual yang mampu merepresentasikan berbagai ekspresi dan emosi yang ‘tersembunyi’ tersebut.
~Kesimpulan:Perbandingan Artikel
Analisis pada karya tersebut menggunakan teori seni rupa dimana ingin menunjukkan emosi dan perasaan.Begitu pula dengan analisis yang saya lakukan adalah untuk mengetahui perasaan dan makna dalam karya seni lukis menggunaakan teori ekspresionisme.
12.PENDEKATAN EKSPRESIF DAN OBJEKTIF DALAM NOVEL “MENCARI PEREMPUAN YANG HILANG”.
~Objek:Novel mencari perempuan yang hilang
~Teori/Pendekatan:Pendekatan ekspresif
~Analisis:Pendekatan ekspresif merupakan bentuk ekspresi dari penulis itu sendiri, yaitu tentang pandangan hidup dan idealis pengarang, pesan dan amanat, pengalaman hidup, sampai kondisi pribadi pengarang itu sendiri. Pendekatan obyektif menganggap karya sastra sebagai sesuatu yang mandiri dan bebas baik dari pengarang maupun pembaca.
~Kesimpulan:Analisis tersebut dilakukan untuk memandang karya sastra sebagai pernyataan dunia batin pengarang yang bersangkutan. Dengan demikian, segala gagasan, cita rasa, emosi, ide dan angan-angan merupakan dunia dalam pengarang. Jadi, karya sastra merupakan dunia luar yang sesuai dengan dunia dalam, dengan pendekatan ini penilaian karya sastra tertuju pada emosi atau keadaan jiwa pengarang.Sedangkan Analisis Karya yang saya lakukan adalah untuk mengetahui makna dan perasaan karya lukisan van gogh wheatfield with crow
13.ANALISIS BUMI MANUSIA KARYA PRAMOEDYA ANANTA TOER DENGAN PENDEKATAN MIMETIK
~Objek:Bumi Manusia
~Teori/Pendekatan:Kritik mimetik (mimetic criticism)
kritik yang memandang karya sastra sebagai tiruan aspek-aspek alam, pencerminan atau penggambaran dunia dan kehidupan. Kriteria utama yang dikenakan pada karya sastra adalah “kebenaran” penggambaran terhadap terhadap objek yang digambarkan, atau yang hendaknya digambarkan.
~Analisis:menggunakan teori kritik mimetik untuk karya bumi manusia.Pada dasarnya karya sastra merupakan perpaduan antara unsur mimetik dan kreasi. Peniruan dan kreativitas, khayalan dan realitas. Karya fiksi (novel) merupakan peniruan atau pencerminan terhadap realitas kehidupan, sekaligus merupakan hasil kreativitas pengarang.
~Kesimpulan:teori kritik mimetik. untuk menelisik keterkaitan fakta yang terkandung dalam karya sastra (novel). Oleh karena itu, pada bagian berikutnya penulis akan menguraikan fakta dan fiksi dalam novel.Perbandingan Artikel dengan milik saya adalah Analisis karya Wheatfield with crow adalah menggunakan teori ekspresionisme yang merujuk pada perasaan dan emosi didalam karya tersebut.
14.ANALISIS NILAI ESTETIKA PADA KARYA SENI LUKIS ARYA SUDRAJAT
~Objek:Karya seni lukis arya sudrajat
~Teori/Pendekatan:Teori Estetika
~Analisis:menggunakan teori estetika,karya seni lukis.Berkaitan dengan hasil penelitian mengenai nilai estetika karya Arya Sudrajat yang berjudul Timbris#1, dapat diketahui unsur-unsur serta prinsip-prinsip seni rupa yang menjadi indikator nilai estetis atau nilai keindahan karya lukisnya. Unsur-unsur tersebut seperti titik, garis, bidang, ruang, warna, tekstur dan gelap terang. Sedangkan prinsip-prinsipnya adalah kesatuan, keseimbangan, irama dan center of interest. Meskipun terdapat beberapa unsur yang terdapat di dalam karya seni lukis Timbris#1, akan tetapi unsur yang paling menyimbolkan karakter dari objek (kaleng) aslinya adalah unsur garis karena terdapat dua jenis unsur garis yaitu garis lengkung dan garis zigzag.
~Kesimpulan:menganalisis nilai estetika pada sebuah karya seni dapat dilakukan dengan baik. Selain dengan teori-teori yang sudah dipaparkan oleh penulis pada bab sebelumnya, terdapat teori serta strategi yang masih banyak yang bisa dilakukan untuk memahami nilai dari sebuah karya seni seperti dengan teori semiotika, kritik seni dan kajian seni lainnya.Perbandingan dengan analisis karya yang saya miliki adalah estetika dan menunjukkan perasaan karya wheatfield with crow dengan teori ekspresionisme.
15.ANALISIS KARYA LUKIS BERJUDUL “KAKAK DAN ADIK” BERDASARKAN SUDUT PANDANG DE WITT H. PARKER
~Objek:Karya lukis Kakak dan adik
~Teori/Pendekatan:pendekatan estetik menggunakan teori bentuk estetis
~Analisis:Analisis ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui konsep atau ide serta makna yang membentuk keindahan dari bentuk objek yang digunakan, warna yang dipilih, hingga keseluruhan pesan yang hendak disampaikan melalui lukisan ini. Keindahan tersebut dapat diketahui melalui enam asas bentuk estetis dalam karya seni, yaitu: Asas Kesatuan, Asas Tema, Asas Variasi Menurut Tema, Asas Keseimbangan, Asas Perkembangan, dan Asas Tata Jenjang.
~Kesimpulan:Lukisan “Kakak dan Adik” (1971) karya Basuki Abdullah merupakan salah satu produk karya seni rupa yang keindahannya dapat dilihat melalui analisis formal dalam sudut pandang teori bentuk estetis yang dirumuskan oleh DeWitt H. Parker. Hasil analisis ini semakin memperjelas mengenai “apa dan bagaimana” keterkaitan antara unsur-unsur yang termuat pada lukisan dalam menciptakan suatu makna menyeluruh.
Perbandingan dengan Analisis yang saya lakukan adalah memperjelas sekaligus memaparkan makna dan teori ekspresionisme dalam karya wheatfield with crows
16. Analisis Karya Seni Lukis Oedipus and The Sphinx dengan Teori Empedocles
Teori : Empedocles
Lukisan "Oedipus and The Sphinx" menggambarkan momen saat Oedipus memecahkan teka-teki Sphinx dalam mitologi Yunani klasik. Empedocles adalah seorang filsuf Presokratik yang dikenal karena pandangannya tentang "empat elemen" dan teorinya tentang cinta dan pertentangan.
Analisis
Teori Empedocles tentang Empat Elemen: Empedocles memperkenalkan gagasan bahwa segala sesuatu dalam alam semesta terdiri dari empat elemen dasar: tanah, air, udara, dan api. Ia juga berpendapat bahwa kombinasi dan pemisahan elemen-elemen ini membentuk berbagai objek dan fenomena dalam alam semesta.
Cinta dan Pertentangan: Empedocles juga memperkenalkan konsep cinta (love) dan pertentangan (strife) sebagai dua kekuatan yang mempengaruhi pergerakan dan transformasi elemen-elemen. Cinta menyatukan elemen-elemen menjadi kesatuan, sementara pertentangan memisahkan mereka.
Dalam konteks lukisan "Oedipus and The Sphinx," hubungan dengan teori Empedocles dapat dilihat sebagai representasi simbolis dari konflik dan perjuangan batin. Pertemuan antara Oedipus dan Sphinx mungkin diinterpretasikan sebagai konflik antara cinta (love) dan pertentangan (strife) yang dijelaskan oleh Empedocles.
Oedipus mewakili kebijaksanaan dan pengetahuan manusia, sementara Sphinx melambangkan teka-teki dan rahasia. Dalam perjuangan untuk memecahkan teka-teki Sphinx, Oedipus menggunakan kecerdasan dan pengetahuan untuk mengungkap rahasia itu. Interpretasi ini dapat dikaitkan dengan konsep Empedocles tentang cinta (love) sebagai kekuatan yang menyatukan pengetahuan dan pertentangan (strife) sebagai tantangan yang harus diatasi untuk mengungkap kebenaran.
Kesimpulan
Lukisan "Oedipus and The Sphinx" dapat diinterpretasikan sebagai representasi simbolis dari konflik antara pengetahuan dan teka-teki, di mana teori Empedocles tentang cinta dan pertentangan dapat digunakan untuk menggambarkan dinamika ini. Dalam konteks ini, karya seni tersebut menjadi penggambaran visual yang mengilustrasikan perjuangan manusia dalam menghadapi tantangan, mengungkapkan kompleksitas batin, dan pencarian pengetahuan yang mendalam.
17. Analisis Karya Seni Lukis Pallas and the Centaur dengan teori Anaxagoras
Teori : Anaxagoras
Anaxagoras adalah seorang filsuf Presokratik yang terkenal dengan konsepnya tentang "Nous" atau "Intellect" yang dipahaminya sebagai kekuatan kreatif yang mengatur alam semesta. Dia mengemukakan bahwa segala sesuatu terbentuk dari partikel-partikel kecil yang disebut "nous" yang merupakan intelek murni, yang mengatur dan mengatur segalanya dalam alam semesta.
Analisis
Dalam konteks figur Pallas (Athena) dan Centaur dalam mitologi Yunani, kita dapat melihat kemungkinan analogi dengan konsep Anaxagoras tentang "Nous" atau "Intellect" dalam menciptakan keteraturan dan kebijaksanaan di alam semesta.
Pallas (Athena) sering dianggap sebagai dewi kebijaksanaan, perang, dan seni dalam mitologi Yunani. Dalam penggambarannya sebagai dewi yang bijaksana dan terkendali, ada keterkaitan dengan konsep kebijaksanaan atau intelek dalam pandangan Anaxagoras.
Sementara itu, Centaur, sebagai makhluk setengah manusia setengah kuda, mungkin mencerminkan elemen yang lebih primordial atau kasar dalam kaitannya dengan kekuatan alam atau aspek manusia yang lebih animalistik. Dalam kaitannya dengan teori Anaxagoras, Centaur mungkin mewakili sisi yang kurang teratur atau lebih "materi" dalam alam semesta, yang diatur oleh "Nous" atau kekuatan intelek.
Kesimpulan
karya seni spesifik yang saya bisa rujuk sebagai "Pallas and the Centaur," figur Pallas (Athena) dan Centaur dalam konteks mitologi Yunani bisa dihubungkan dengan konsep-konsep filosofis Anaxagoras tentang kebijaksanaan, kekuatan intelektual, dan keteraturan dalam alam semesta, serta peran intelek dalam mengatur aspek yang lebih kasar atau materi dalam kehidupan dan alam semesta.
18. Analisi Karya Seni lukis Kelahiran Venus dengan teori Leucippus
Teori : Leucippus
"Kelahiran Venus" adalah sebuah lukisan terkenal karya Sandro Botticelli yang menggambarkan dewi Venus yang sedang lahir dari cangkang kerang di tengah laut, dikelilingi oleh makhluk-makhluk mitologis seperti Zephyr dan Horai (Musa angin dan musim). Lukisan ini sangat terkenal dalam seni rupa Renaisans dan merupakan salah satu karya paling ikonik dari era tersebut.
Sementara itu, Leucippus adalah seorang filsuf Presokratik yang bersama dengan muridnya, Democritus, mengembangkan teori atomisme. Mereka menyatakan bahwa segala sesuatu terdiri dari partikel-partikel tak terbagi yang disebut "atomos" atau atom, yang bergerak dalam hampa tanpa akhir dan menggabung dalam berbagai cara untuk membentuk materi.
Analisis
Kaitan antara lukisan "Kelahiran Venus" dengan teori atomisme Leucippus mungkin terletak pada pandangan kosmologi dan kosmogoni. Lukisan ini menggambarkan penciptaan dewi Venus, tetapi dari sudut pandang mitologis, bukan dari sudut pandang fisik atau kimiawi seperti yang diuraikan dalam teori atomisme.
Namun, jika kita mencoba untuk membuat koneksi, kita bisa mengaitkan tema keindahan, harmoni, dan kesempurnaan dalam lukisan "Kelahiran Venus" dengan pandangan kosmologi Leucippus tentang atomisme. Konsep tentang keindahan yang dipresentasikan dalam lukisan bisa menjadi analogi terhadap harmoni yang dianggap Leucippus tercipta dari partikel-partikel atom dalam menciptakan alam semesta.
Kesimpulan
Lukisan "Kelahiran Venus" dengan teori Leucippus, kita bisa mencoba membuat asosiasi antara gagasan keindahan dan harmoni dalam karya seni tersebut dengan konsep atomisme Leucippus yang menekankan pada aspek-aspek dasar materi yang membentuk alam semesta. Namun demikian, hubungan langsung antara lukisan tersebut dengan teori atomisme Leucippus tidaklah jelas atau terdokumentasikan.
24. ANALISIS PENGARUH GAME ONLINE TERHADAP PERILAKU KEAGAMAAN REMAJA
https://www.syekhnurjati.ac.id/jurnal/index.php/oasis/article/view/7700
Objek : Pengaruh penggunaan game online pada perilaku keagamaan remaja.
Teori/Pendekatan : Pendekatan deskriptif kualitatif.
Teori-teori yang relevan dengan perilaku keagamaan dan dampak penggunaan game online dapat digunakan untuk mendukung analisis.
Analisis :
Analisis data dilakukan dengan mengeksplorasi faktor-faktor yang terkait dengan objek penelitian, yakni pengaruh penggunaan game online terhadap perilaku keagamaan remaja. Proses analisis melibatkan pemahaman mendalam terhadap pengalaman dan pandangan remaja terkait isu tersebut.
Kesimpulan :
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara penggunaan game online terhadap perilaku keagamaan remaja. Kesimpulan menggambarkan sejauh mana penggunaan game online dapat membentuk atau memengaruhi dimensi keagamaan remaja.
Perbandingan :
Sementara "Dua Garis Biru" bisa mengaitkan dengan dampak media pada dinamika keluarga dengan menggunakan teori semiotika.
25. ANALISIS KARAKTERISTIK PEROKOK PADA PENDERITA HIPERTENSI DI PROVINSI GORONTALO
https://repository.ung.ac.id/en/skripsi/show/841414093/analisis-karakteristik-perokok-pada-penderita-hipertensi-di-provinsi-gorontalo.html
Objek : Karakteristik perokok yang menderita hipertensi
Teori/Pendekatan : Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional dengan pendekatan deskriptif.
Analisis :
Analisis dilakukan secara deskriptif untuk mengidentifikasi karakteristik perokok yang juga menderita hipertensi. Data melibatkan faktor-faktor seperti jenis rokok, jumlah rokok per hari, cara menghisap, dan riwayat merokok.
Kesimpulan :
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas penderita hipertensi dalam populasi ini adalah perokok aktif, dengan karakteristik tertentu seperti jenis rokok, jumlah rokok per hari, cara menghisap, dan riwayat merokok yang dapat diidentifikasi. Kesimpulan artikel memberikan gambaran terkait karakteristik perokok pada kelompok penderita hipertensi.
Perbandingan :
Sementara film "Dua Garis Biru" mungkin terkait dengan karakteristik dan dinamika keluarga dalam konteks teori semiotika.
26. PERAN PERSEPSI KEHARMONISA KELUARGA DAN KONSEP DIRI TERHADAP KECENDERUNGAN KENAKALAN REMAJA PADA SISWA
https://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/33028
Objek : Siswa SMPN 20 Surakarta Jawa Tengah.
Teori/Pendekatan : Pendekatan psikologis dan metode stepwise.
Analisis :
Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis regresi, khususnya dengan metode stepwise. Hasil analisis menunjukkan bahwa keharmonisan keluarga dan konsep diri secara bersamasama berkontribusi pada kecenderungan kenakalan remaja, dengan konsep diri memberikan sumbangan efektif yang lebih besar.
Kesimpulan :
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa persepsi keharmonisan keluarga dan konsep diri berperan dalam mempengaruhi kecenderungan kenakalan remaja. Hasil analisis menunjukkan bahwa konsep diri memiliki peran lebih besar dalam menjelaskan variabilitas kecenderungan kenakalan remaja dibandingkan dengan keharmonisan keluarga.
Perbandingan :
Sementara Film "Dua Garis Biru" mungkin menggunakan teori semiotika untuk menganalisis tanda-tanda dalam dinamika keluarga, sedangkan artikel ini lebih berfokus pada dampak persepsi keharmonisan keluarga dan konsep diri terhadap perilaku remaja.
27. ANALISIS VIKTIMOLOGI PADA FENOMENA TAWURAN KELOMPOK ANAK REMAJA DI DKI JAKARTA
https://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?article=2842750&val=13365&title
Objek : Fenomena tawuran kelompok anak remaja atau geng delinkuensi di masyarakat kota.
Teori/Pendekatan : Pendekatan fenomenologi
Analisis :
Analisis dilakukan dengan mengeksplorasi dan memahami pengalaman korban dan pelaku tawuran anak remaja. Fokus pada viktimisasi sebagai hasil dari interaksi kompleks antara individu, kelompok, dan struktur sosial.
Kesimpulan :
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa dalam konteks tawuran anak remaja, peran korban dan pelaku tidak selalu terpisah secara tegas. Keterlibatan dalam tawuran dapat membuat individu berada dalam kedudukan ganda, dan dampaknya dapat bervariasi tergantung pada struktur sosial dan norma kelompok.
Perbandingan :
Sementara film "Dua Garis Biru" mungkin menggunakan teori semiotika untuk menganalisis tanda-tanda dalam dinamika keluarga, sedangkan artikel ini lebih berfokus pada dampak viktimisasi dalam konteks tawuran anak remaja dengan pendekatan fenomenologi.
28. Kosmologi Sekala-Niskala Refleksi Estetika Lukisan I Nyoman Sukari (Arya Sucitra & Siti Murtiningsih, 2020)
Objek : Sifat seni bagi I Nyoman Sukari
Teori/Pendekatan : Pendekatan hermeneutik-metafisika
Analisis : Refleksi filosofis memberikan pemahaman tentang berbagai aktivitas dari komponen-komponen karya manusia sebagai entitas terkait dalam suatu jaringan yang saling terhubung. Bahasa, mitos, agama, seni, dan seniman sebagai pencipta manusia tidak terpisah, melainkan terintegrasi dalam ikatan tunggal. I Nyoman Sukari sebagai seorang seniman memiliki beragam pencapaian artistik yang pluralistik dan multikultural, menghadirkan pesona, pengalaman, misteri, cerita, dan mitologi Bali dan Jawa yang melekat dalam tubuh, pikiran, dan jiwanya. Isu-isu filosofis dalam lukisan-lukisan Sukari penuh dengan nilai-nilai lokal Bali dan sifat multikulturalnya; keagamaan, mitologi, sejarah, skala, tradisi seni, lintas-budaya, dan isu-isu kontemporer atau globalisasi menjadi lebih kompleks dan memiliki lapisan-lapisan dalam istilah estetika dan metafisika.
Kesimpulan : Dalam artikel ini, penelitian dilakukan menginvestigasi sifat seni bagi I Nyoman Sukari, sejauh mana prinsip-prinsip dasar estetika Hindu tercermin dalam karyanya, bagaimana Sukari memahami dunia metafisika dan kemudian menginterpretasikan segala isu dalam batin dan dunia (Sekala-niskala), serta bagaimana menolak filsafat Hindu-Bali dan dunia kontemporer untuk melahirkan narasi spiritualitas melalui lukisan dengan metafora dan simbolisasi.
29. Anlisis Estetik Lukisan Joni Ramlan Berobjek Sepeda (Akhmad Abudinata, Djuli Djatiprambudi, Winarno, 2016)
Objek : Lukisan Joni Ramlan Berobjek Sepeda
Teori/Pendahuluan : Pendekatan Estetika
Analisis : Lukisan Joni Ramlan dengan sepeda sebagai obyeknya menampilkan sebuah narasi mendalam. Dalam lukisan ini, Joni menciptakan gambaran sepeda yang memikat secara visual dan penuh dengan konsep estetis yang unik. Sepeda dijadikan simbol oleh Joni untuk menggambarkan kekerasan dan beban dalam kehidupan pengendara sepeda itu sendiri. Karya-karya Joni Ramlan menonjolkan kesederhanaan tema dan teknik dengan gaya ekspresi simbolik yang kuat. Lukisannya cenderung mengeksplorasi bentuk-bentuk artistik dengan dominasi tekstur dan warna monokrom. Melalui objek sepeda sebagai simbol, Joni menghadirkan kisah perjuangan kehidupan manusia dari kalangan bawah yang menggunakan sepeda sebagai sarana utama dalam kehidupan sehari-hari. Lukisannya mengungkapkan narasi yang mendalam tentang kehidupan manusia dengan kehalusan simbolisasi.
Kesimpulan : Menggambarkan proses penelitian mendalam untuk memahami masalah kemanusiaan dan sosial dengan holistik, rinci, dan deskriptif interpretatif dengan fokus pada aspek estetika, mengangkat Joni Ramlan sebagai seniman dan lukisannya dengan objek sepeda sebagai subjek penelitian. Sedangkan saya menggunakan konsep untuk memahami lukisan bertemakan lingkungan untuk memaparkan bagaimana manusia seharusnya dapat menjaga lingkungan dan aktivitas manusia akan memberikan dampak kepada alam.
30. Seni Lukis Indonesia: Problem Refleksivitas Dalam Pemikiran Filsafat Post-Modernisme Terhadap Masyarakat Multikultural (Dharsono, 2011)
Objek : Seni Lukis Indonesia
Teori/Pendekatan : Post-Modernisme
Analisis : Sepanjang perjalanan seni lukis dari zaman awal R. Saleh hingga awal abad XXI, terlihat adanya berbagai pergeseran dalam konsepnya. Kemapanan seni lukis Indonesia belum mencapai puncaknya karena telah diguncang oleh ide-ide modernisme yang memunculkan bentuk seni alternatif, seperti seni konseptual seperti "Instalasi Art" dan "Performance Art," yang populer di lingkungan perguruan tinggi seni pada tahun 1993-1996. Di samping itu, munculnya berbagai bentuk alternatif seperti "kolaborasi" sebagai tren pada tahun 1996/97. Sementara seni lukis konvensional dengan berbagai gaya masih ada di galeri-galeri, meskipun sudah tidak lagi hanya menjadi ekspresi apresiasi masyarakat, melainkan telah menjadi bisnis investasi yang menarik. Seniman dihadapkan pada dua pilihan: pertama, tetap sebagai seniman yang idealis yang berusaha mempertahankan nilai-nilai seni sebagai terapi batin, sehingga seni bisa menjadi cerminan zaman, sejalan dengan zamannya, sebagai potret kehidupan. Pilihan kedua adalah masuk ke dalam dunia seni lukis Indonesia yang menjanjikan peluang. Seniman modern berusaha menuangkan dirinya melalui ekspresi pribadinya, mengungkapkan pengalaman estetiknya melalui simbol-simbol ekspresi yang sarat dengan makna realitas.
Kesimpulan : Jurnal ini menjelaskan mengenai perkembangan seni lukis di Indonesia tidak hanya mencerminkan evolusi estetika, tetapi juga representasi dari perubahan sosial, budaya, dan ekonomi yang melibatkan seniman dalam menjelajahi berbagai konsep, teknik, dan medium untuk mengekspresikan pengalaman dan ide mereka. Sehingga penelitian yang akan dilakukan oleh saya akan memberikan gambaran yang lebih spesifik pada zaman Raden Saleh dengan salah satu karya lukisannya.
Komentar
Posting Komentar